Desember 29, 2014

1

Wisata Gratis di Taman Rusa Undip

Posted in
Empat mahasiswi Undip mengunjungi taman rusa/Shela
Masyarakat mengenal rusa dengan sebutan sambar atau menjangan, bila dialihbahasakan ke bahasa Inggris adalah deer. Rusa termasuk hewan mamalia pemamah biak (ruminan) yang tergolong dalam familia Cervidae. Tanduk (antler) adalah penanda tubuh yang mudah diingat dari hewan itu.

      Kini, mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang dan masyarakat setempat tidak usah repot-repot datang ke kebun binatang apabila ingin menyaksikan rusa. Undip memiliki taman rusa yang terletak di  belakang Laboratorium Terpadu dan dekat dengan Pojok Tanaman Langka. Tak sulit untuk menjangkau taman rusa karena hanya berjarak beberapa meter dari gerbang masuk Undip.


        Rusa yang ditangkarkan di taman rusa Undip adalah jenis rusa langka, rusa timor. Keberadaan taman tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk melindungi populasi rusa dan sebagai sarana penelitian bagi sivitas akademisi di Indonesia. Taman rusa tersebut berada di bawah pengelolaan Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip.

       Rusa timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia selain rusa bawean, sambar, dan menjangan. Rusa Timor yang mempunyai nama latin Cervus timorensis diperkirakan asli berasal dari Jawa dan Bali, kini ditetapkan menjadi fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

    “Taman rusa merupakan salah satu program penataan lingkungan kampus yang diakselerasi penyelenggaraan Pimnas-27,” ujar Bambang Sulistyanto, pembantu dekan III Fakultas Peternakan dan Pertania Undip yang juga ketua panitia Pimnas-27.
Rektor Undip, Prof. Sudharto,  menegaskan, taman rusa tersebut 
adalah pengukuh bahwa Undip adalah kampus yang ramah lingkungan. Sebelumnya, Undip telah rutin mengadakan kegiatan penghijauan, bersepeda, dan senam. Undip juga membangun waduk sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan kampus.

Pengunjung yang sedang memberi makan dedaunan/Shela
Wisata gratis
      Sejak adanya taman rusa di bulan Agustus, masyarakat dan mahasiswa antusias dan menyambut baik. Setiap sore dan pagi hari, masyarakat silih berganti datang untuk sekadar melepas penat dengan cara berwisata gratis di Taman Rusa.

      Eko, warga Tembalang, mengaku kerap mengajak anaknya mengunjungi taman rusa. Rusa-rusa yang berlarian dan lahap memakan sayuran yang ia bawa membuat sang anak kegirangan. “Datang ke sini, karena saya menginginkan anak saya mencintai satwa Indonesia. Kebetulan dekat dengan rumah. Tak perlu jauh-jauh, gratis pula,” ujarnya.

      Eko juga tak lupa membawa tikar yang akan digelar di bawah patung sapi, sebelah kandang rusa. Dia dan keluarga memang senang menghabiskan libur akhir pekan dengan cara piknik gratis di kawasan Undip Tembalang. “Tinggal bawa makanan, tikar, dan kamera. Lalu, mengajak anak saya bercengkerama dengan rusa merupakan suatu hiburan yang tak berbayar,” ujarnya menandaskan.

     Serupa dengan Eko, Titik juga mengapresiasi langkah Undip membuat penangkaran rusa di kampus. Menurutnya, masyarakat sekitar juga terkena dampak positif. “Masyarakat setempat semakin mengetahui tentang hewan langka yang satu itu. Tentunya, masyarakat dapat menikmati sore secara gratis di taman ini,” katanya.

     Febrianna Chadijah, mahasiswa jurusan Administrasi Publik menyayangkan gersangnya taman rusa. “Tamannya bagus, tapi kering. Di samping kandang rusa terdapat tempat sampah yang mengganggu. Kan, suka ada yang bakar-bakar gitu, jadi mencemari udara buat rusanya,” tuturnya mengeluhkan.

    Menurut Rendy Ardian Muhammad, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, taman rusa itu diibaratkan penangkaran sempit yang dijadikan sarana pelampiasan ‘mau cari hiburan kemana lagi yang deket Undip?’. Rendy sebenarnya setuju dengan taman rusa tersebut, asalkan terdapat keseriusan dan komitmen untuk menjaga rusa agar tidak mati. Sependapat dengan teman satu jurusannya, Rendy, Risti Mei Indriyani, menyesalkan kecilnya taman tersebut. “Kasian rusanya, tamannya kotor dan panas,” katanya.
Salah satu rusa yang ada di Taman Rusa Undip/Shela
     Langkah Undip membuat taman rusa patut diacung jempol, tetapi diperlukan sebuah kesungguhan agar wisata gratis tersebut dapat dinikmati tanpa mengganggu kelangsungan hidup rusa. Yang diperlukan dalam lokasi tersebut adalah berada di luar kawasan suaka alam, terletak di tempat yang tenang, dan aman dari gangguan, mudah dicapai/ditempuh baik pada musim hujan maupun musim kemarau, tersedia air yang banyak sepanjang tahun untuk keperluan minum, pembersihan kandang, penyiraman pakan, maupun untuk berkubang, topografi rata sampai bergelombang ringan, luas lahan minimal 0,5 ha dan atau sesuai kebutuhan, terisolasi dari pengaruh binatang/ternak lain, permukaan tanah bertekstur halus, bukan batu karang yang tajam/kasar, tersedia pohon-pohon peneduh/shelter karena rusa memerlukan tempat untuk berteduh dan berlindung dari panas atau hujan, dan mudah mendapatkan hijauan yang dapat dijadikan sebagai pakan. (Shela/Bincang Kampus)

Lampiran :






1 komentar:

  1. Liputan yang bagus :). Ini blog-nya udah lama nggak update ya?
    Sekalian share tulisan saya: "Taman Rusa UNDIP, Hayy bin Yaqdzon, dan Filsafat Illuminasonis" https://rk-awan.blogspot.com/2017/11/taman-rusa-undip-hayy-bin-yaqdzon-illuminasionis.html

    BalasHapus